Senin, 23 Februari 2009

Jack Welch, Biografi Termahal di Dunia

Posted on November 15, 2008 by as5lanx

APA rasanya menjadi sosok yang memperoleh bayaran tertinggi untuk pemberian izin penulisan buku biografi? Tanya saja ke Chief Executive Officer (CEO) General Electric (GE) Company John Francis Welch Jr, yang lebih dikenal sebagai Jack Welch (64). Juli lalu dia dihargai sebesar 7,1 juta dollar AS oleh Time Warner Inc’s Warner Books. Rencananya biografi itu akan terbit April 2001, setelah Jack pensiun dari GE.

Jauh melampaui nilai Robert Rubin, mantan menteri keuangan AS yang dihargai 3,3 juta dollar AS oleh Bertelsmann AG’s Random House. Bahkan, sekitar 4 juta dollar AS lebih tinggi daripada biografi OJ Simpson yang ditulis Paula Barbieri. Juga 0,5 juta dollar AS lebih mahal daripada kisah heroik Colin Powel dan spiritualis kepemimpinan tertinggi umat Katolik, Paus Johanes Paulus II.

Sebagai sosok dari keluarga keturunan Irlandia penganut Katolik, Jack menjadi agak sungkan dirinya dihargai lebih tinggi daripada Paus. Ia berjanji tidak akan mengambil sepeser pun uang tersebut. Seluruhnya akan disumbangkan untuk amal.

***

PRIA yang memimpin GE sejak 1981 itu dinilai layak menerima bayaran sebesar itu berkat sepak terjangnya di GE, perusahaan yang didirikan Thomas Alfa Edison 107 tahun silam. GE kini tetap bertengger di puncak daftar perusahaan paling berharga di muka bumi. Perusahaan-perusahaan GE tersebar di sekitar 100 negara dengan jumlah pegawai mencapai 270.000 orang.

Jack berhasil membawa GE tumbuh pesat. Membumbungkan market value dari cuma 12 milyar dollar AS pada tahun 1981 menjadi meledak hingga 280 milyar dollar AS pada tahun 1998. Tidak ada satu pun perusahaan lain yang mampu mendekati angka fantastis tersebut.

Bahkan, tidak juga Microsoft milik William H Gates III atau Intel kepunyaan Andrew S Grove, tidak pula Walt Disney yang dikelola Michael D Eisner, atau Bershire Hathaway yang dipimpin Warren E Buffet. Hasil tersebut juga tidak pernah dicapai CEO brilian Coca Cola, Roberto C Goizueta, atau pendiri Wal-Mart, almarhum Sam Walton.

Tentu saja itu berpengaruh terhadap saham GE. Nilainya terdongkrak dari 82 dollar AS per lembar menjadi 150-200 dollar AS sehingga mengalami stock split dan itu membuat seluruh pemegang saham gembira. Nilai GE sendiri dapat melonjak antara 490 milyar dollar AS hingga 650 milyar dollar AS.

***

BAGAIMANA Jack Welch yang semula bukan siapa-siapa itu mampu melakukannya?

Lahir di kota kecil Peabody, Massachusetts, 19 November 1935, Jack merupakan anak tunggal John Sr dan Grace Welch yang dinanti selama 16 tahun perkawinan mereka. John Sr adalah seorang kondektur kereta api di Boston & Maine Railroad yang lebih sering berada jauh dari rumah. Otomatis Jack kecil lebih banyak diasuh ibunya, Grace.

Grace selalu meyakinkan anaknya bahwa Jack tidak gagap. Padahal, memang begitu adanya. Grace tidak bosan meminta Jack menggantungkan impian setinggi mungkin. Dia bahkan membawa Jack berjalan-jalan serta mengasah naluri kompetisinya dengan main kartu. Mereka bertiga tinggal di rumah kecil di Lovett Street, Salem dan bertetangga dengan keluarga besar mereka. Jack tumbuh bersama saudara-saudara sepupunya di lingkungan kumuh yang tidak memiliki fasilitas apa pun untuk bermain.

Seperti layaknya anak-anak kecil lainnya, mereka tidak kurang akal dan membangun sendiri lapangan basket dan hoki dari barang bekas. Anak-anak yang lebih besar bermain lebih dulu, sedangkan giliran yang kecil harus menunggu sesudah yang besar puas. Jack ingat kala itu mereka bermain hoki berjam-jam di jalan hingga malam tiba.

Namun, dari situlah Jack mulai belajar manajemen, kalah, menang, berkompromi, dan bernegosiasi. Dia akhirnya mengajak semua anak bermain bersama sehingga dapat pulang bersama pula. Jack berani berhadapan dan bernegosiasi dengan anak yang lebih besar untuk berbagi lapangan basket.

Dari semua anak di lingkungan tersebut hanya sekitar 15 anak yang beruntung sekolah hingga perguruan tinggi. Sebagian besar terpaksa putus sekolah dan bekerja tanpa prospek ke depan. Jack masuk SD Pickering Elementary dan ke SMU Salem. Di sekolah dia terlibat dalam berbagai kegiatan terutama olahraga. Malah dia menduduki jabatan kapten tim hoki dan golf. Di buku tahunan, Jack dengan yakin menulis ambisinya, menghasilkan jutaan dollar.

Akan tetapi, Jack kecewa karena teman-temannya mendapat bangku di perguruan tinggi elite dan dia tidak. Dia sempat dinominasikan untuk mendapat beasiswa dari Akademi Angkatan Laut, tetapi hanya temannya yang beruntung dan langsung berangkat ke Tufts, Columbia.

“Masalahnya saya tidak kenal banyak orang yang berpengaruh,” kenang Jack yang akhirnya kuliah di Universitas Massachusetts yang tidak punya reputasi keren. Setelah itu, ia sempat menempuh pascasarjana di University of Illinois dan mendapat PhD di bidang teknik kimia.

Dari tiga tawaran kerja yang terbuka baginya, Jack memilih ke GE di Pittsfield, Massachusetts, dengan alasan sederhana, pulang kampung. Namun, Jack sebal dengan birokrasi yang melingkupi GE. Juga jengkel dengan atasannya yang tidak tahu menghargai pegawainya ditambah dengan minimnya bonus tahunan, 1.000 dollar bagi semua pekerja tanpa melihat kerja keras pegawai.

Padahal Jack yang memimpin GE Plastic dengan gaji 10.500 dollar setahun berhasil menggelembungkan perusahaan tersebut dari yang semula cuma 28 juta dollar menjadi milyaran dollar. Jack mutung dan bersiap pindah ke International Minerals and Chemicals di Skokie, Illinois.

Untung salah seorang eksekutif muda atasan Jack, Ruben Gutoff, melihat potensi Jack dan menahannya tetap di GE. Gutoff yang menjadi bos Jack hingga 1973 itu berjanji Jack akan mendapat tanggung jawab lebih besar serta gaji lebih tinggi. Pada usia 33 tahun, Jack menjadi general manajer termuda di GE. Dia mengepalai departemen yang memproduksi dan memasarkan plastik. Bahkan, 12 tahun kemudian dia berani memasang target dalam laporan tahunannya ingin menjadi CEO GE.

Ketika ambisi itu tercapai pada tahun 1981, banyak yang tidak mengenal siapa Jack. Namun, semua terkejut dengan langkah pertama Jack yang memangkas birokrasi yang selalu dibencinya. Soalnya, saat itu GE sedang baik-baik saja dan tidak punya masalah. Jack memimjam kualitas Enam Sigma Motorola Inc. untuk mengembangkan GE.

Menurut Jack, birokrasi cuma menghambat arus informasi dari segala arah. Lagi pula sebenarnya pelajaran apa pun dapat dipetik dari siapa saja termasuk dari pegawai rendahan.

Untuk mengetahui anak buahnya, Jack secara rutin menggelar kursus bagi para manajer GE di Croton-on-Hudson, New York. Jack sungguh menyukai aktivitas tersebut dan betah mengajar berjam-jam dan murid-muridnya juga menikmati ocehan Jack.

Di sana dia mendapat berbagai informasi dan para manajer belajar banyak hal di luar bagiannya. Bukan cuma itu, Jack rajin mengirim faksimile ke seluruh anak perusahaannya, menelepon pegawainya tentang berbagai hal terutama ide-ide yang mencuat dari kepalanya.

Sekarang, Jack malah kian getol mengingatkan pegawainya lewat e-mail. Dia mengajarkan banyak hal melalui surat elektronik itu termasuk melontarkan gimmick dan slogan demi kemajuan GE. Dari situ juga Jack memantau mereka. Jika ada yang tidak membalas suratnya, pegawai itu bakal dipecat karena jelas tidak mampu bergerak cepat bersama GE.

Asal tahu saja, Jack dulunya pun gagap teknologi. Tidak tahu cara mengirim e-mail sama sekali. Dia memanggil guru sampai benar-benar menguasai teknologi tersebut.

“Dulu saya takut dengan hal seperti itu karena saya tidak bisa mengetik,” ujar Jack jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar